James Rodríguez dari Kolombia membungkam kritik di Copa América

James Rodríguez dari Kolombia membungkam kritik di Copa América

James Rodríguez dari Kolombia membungkam kritik di Copa América. Bisakah James Rodríguez dari Kolombia membungkam kritik di Copa América?
Sebelum pertandingan pemanasan Kolombia melawan Bolívia, sebuah presentasi dilakukan kepada James Rodríguez untuk menghormati pertandingannya yang ke-100 untuk tim nasional. Dan kemudian dia keluar dan mengambil kendali saat Kolombia meraih kemenangan 3-0.

Dengan kondisi saat ini, ia membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai tonggak sejarah 100 pertandingan untuk klubnya saat ini. Dia telah bersama Sao Paulo Brasil selama 11 bulan, di mana dia hanya memainkan lebih dari 20 pertandingan. Dalam dua bulan terakhir, dia bermain tepat 10 menit. Dia adalah orang yang terlupakan di klubnya. Sekaligus menjadi pemain kunci di tim Kolombia yang telah mencatatkan rekor panjang tak terkalahkan. Ini adalah kasus Dr. Jekyll dan Mr. James.

Satu dekade yang lalu, ketika ia bergabung dengan Real Madrid setelah penampilan luar biasa di Piala Dunia. Rodríguez muda tampaknya menguasai dunia. Kesempatan di Liga Champions akan menjadi habitat alaminya, pertandingan-pertandingan besar di mana pemain berkaki kiri asal Kolombia ini akan memaksakan kelasnya dalam prosesnya. Sebaliknya, dia menjadi hantu di pesta ketika Madrid baru-baru ini memenangkan Liga Champions lagi.

James Rodríguez dari Kolombia membungkam kritik di Copa América

James Rodríguez dari Kolombia membungkam kritik di Copa América

Barangkali hantu itu semakin hadir di semifinal, saat Real mengalahkan Bayern Munich. Itu adalah pertemuan dua mantan klub Rodríguez. Saat dia mendekam tidak diinginkan di Brasil. Kedua setelah Lucas Moura, dia adalah pemain dengan bayaran tertinggi di Sao Paulo. Dan dia hampir tidak menghasilkan apa-apa.

Tiga pelatih telah mencoba mengungkap teka-teki tersebut. Presiden klub Julio Casares berkomentar baru-baru ini dengan mengatakan bahwa “tampaknya James Rodríguez tidak termasuk dalam rencana pelatih kami.” Dan dengan tim mencatat serangkaian kemenangan selama ketidakhadirannya, pengecualiannya tidak menimbulkan kontroversi.
Brasil adalah negara kesepuluh tempat Rodríguez memainkan sepak bolanya. Lima yang pertama sedang dalam perjalanan — Envigado kecil di Kolombia. Memenangkan gelar liga yang langka bersama Banfield di Argentina, meraih kesuksesan bersama Porto dan kemudian Monaco sebelum mendarat di Real Madrid. Lima peristiwa berikutnya terasa seperti tur global yang penuh kekecewaan. Jerman (Bayern Munich), Inggris (Everton), Qatar (Al Rayyan) dan Yunani (Olympiakos) semuanya menunjukkan kilatan kecemerlangan di tengah permasalahan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *