Barca ke NWSL: Giráldez berbicara tentang bergabung dengan Spirit. Menukar Barca ke NWSL: Giráldez bicara mengenai gabung dengan Spirit
Jonatan Giráldez kenang kembali saat karier pelatihannya dan, sebagai resikonya, hidupnya berbeda. Pelatih baru Washington Spirit sudah ada di Barcelona sepanjang sekian tahun, bekerja di restaurant, department toko, dan sebagai pedagang kaki lima untuk memodali studinya saat dia cari jalan ke arah sepak bola.
Lantas, sesuatu hari, Marc Vivés — salah satunya gurunya yang bekerja di Liga Sepak Bola Catalan dan sekian tahun selanjutnya jadi direktur olahraganya di Barcelona — punyai pertanyaan.
“[Vivés] menanyakan ke saya: ‘Berapa uang banyak yang penting Anda menghasilkan agar dapat tenang di Barcelona dan konsentrasi pada sepak bola?'” kata Giráldez ke ESPN sesudah berpindah ke Amerika Serikat untuk menempati kedudukan anyarnya. “Itu pertanyaan yang edan untuk saya waktu itu, seperti, ‘Apa yang perlu saya ucapkan saat ini?'”
Giráldez, 32, bukan orang pertama atau paling akhir yang alami keadaan sama. Apa yang hendak Anda kerjakan? Berusaha terlampau keras dan beresiko kehilangan peluang? Atau menyepelekan diri kita karena Anda benar-benar inginkan peluang?
Barca ke NWSL: Giráldez berbicara tentang bergabung dengan Spirit
“Saya memberikannya nomor,” lanjut Giráldez. “Bila Anda kebanyakan berbicara, apa yang terjadi dengan Anda? Bila Anda menjelaskan sedikit, itu ibarat, ayolah . Maka saya ucapkan kepadanya, sekarang ini saya mendapatkan €1.000 [sebulan] di [restoran] Ginos, dengan bekerja banyak . Maka, bila saya memiliki opsi untuk menghasilkan uang yang masih sama tapi cuma di Liga Catalan, dengan konsentrasi cuma pada sepak bola, saya bisa menjadi orang paling berbahagia di dunia. Saya ingat tawa kecil dari Marc. Menjelaskan seperti ‘ Oke, itu akan gampang.’
“Itu mengganti arah hidup saya.”
Giráldez — yang hendak pimpin. Spirit dalam laga kiprahnya di hari Sabtu, jadi tuan-rumah North Carolina Courage — pertama kalinya berpindah ke Barcelona dari Galicia di tahun 2012 waktu berumur 20 tahun. Ia tinggalkan semua keinginan menjadi pemain sepak bola dan justru konsentrasi pada studinya dan cari jalan lain ke arah dunia sepak bola. Ia datang bersama istrinya yang saat ini, Olaia, ibu dari putranya yang berumur satu tahun dan lakukan beragam tugas supaya ia bisa meneruskan pendidikan.
Dia pertama kalinya membuat Vivés berkesan waktu memberi presentasi sebagai sisi dari pelatihan UEFA. Selanjutnya, di. Liga Catalan, dia bekerja sebagai riset, pelatih kesehatan, dan pendamping pelatih untuk anak lelaki dan wanita. Dia mempunyai tugas sambilan sebagai pengamat. Dia memandang semua pengalaman luasnya itu – dalam dan di luar sepak bola – yang membuat jadi pelatih seperti sekarang ini.