Tim sepak bola putra Palestina bersatu di tengah perang

Tim sepak bola putra Palestina bersatu di tengah perang

Tim sepak bola putra Palestina bersatu di tengah perang . Team sepak bola putra Palestina berpadu di tengah-tengah perang Israel-Hamas
DOHA, Qatar — Ia mengenalkan dianya menjelaskan jika ia mempunyai delapan martir di keluarganya.

Rihad Mokdad berumur 56 tahun dan asal dari Gaza, dan ia sedang jalan ke laga sepak bola bersama putri dan cucunya. Ini ialah malam yang sejuk dan berkabut di gurun, dan ia, seperti teamnya, ada beberapa ribu mil dari rumah. Ia habiskan hari pada bulan Januari ini, seperti beberapa setiap harinya semenjak bulan Oktober, melihat informasi dari Gaza di Al Jazeera.

Apa yang ia harapkan malam hari ini ialah merasa mirip orang Palestina. Di kota Qatar ini, dengan kemewahan produksinya yang serupa Vegas, hasil kreativitas asli dari uang minyak, team sepak bola nasional putra Palestina pada intinya ialah team tuan-rumah ke-2  di kompetisi Piala Asia AFC. Team ini dikenali sebagai Al Fida’i, “beberapa pejuang”, dan adalah salah satu team yang mempunyai tujuan yang disokong oleh beberapa negara Arab dan Muslim yang lain di sini.

Untuk team ini dan penganutnya, tidak ada pembagian di antara olahraga dan politik. Kehadirannya ialah sebuah pengakuan. Beberapa pemainnya, yang ketahui jika bekas pelatih Olimpiade mereka, Hani Al-Masdar, terbunuh dalam gempuran udara Israel sekian hari saat sebelum mereka datang di sini, ketahui jika mereka ialah perwakilan dari kemauan Palestina untuk merdeka, yang menurutnya mereka bantu dengan segenap hati.

Tim sepak bola putra Palestina bersatu di tengah perang

Tim sepak bola putra Palestina bersatu di tengah perang

“Kami bicara mengenai begitu berbedanya kami,” kata Mousa Farawi , pemain bertahan berumur 25 tahun kelahiran Yerusalem. Lewat seorang penerjemah. Kewajiban pertama tiap pemain, katanya, ialah sebagai wakil wilayah aslinya. “Tiap dari kita sebagai wakil suatu hal.sebuah hal. Tanggung-jawab tiba dari kesengsaraan besar yang kita alami. Sekarang ini, kita stop bermain untuk kita sendiri; kita bermain untuk warga.

“Tiap pemain, tiap staff, tiap administrator sebagai wakil Palestina dan kesengsaraan Palestina.”
Ada 211 liga anggota FIFA, tetapi tidak ada team yang lain semacam ini. Pun tidak ada negara yang lain seperti mereka: cuma dianggap oleh beberapa dunia, terdiri jadi dua daerah dengan 2 pemerintah yang berkompetisi. Seperti umumnya team, team Palestina pada intinya dipantau oleh pemerintahan. Dalam masalah ini yang diartikan ialah Hamas di Gaza dan Kewenangan Palestina di Pinggir Barat.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *