Setelah delapan bulan perang, inilah gambaran krisis kemanusiaan di Gaza

Setelah delapan bulan perang, inilah gambaran krisis kemanusiaan di Gaza

Setelah delapan bulan perang, inilah gambaran krisis kemanusiaan di Gaza

Raed Redwan melindungi bayinya yang berusia tiga bulan dari panas dan mengusir serangga di sebuah tenda di Deir al-Balah, Gaza tengah.

Mereka terjebak, bersama istri dan ibunya, di tengah lautan keluarga pengungsi yang tidak bisa beristirahat dari kepadatan penduduk dan polusi. Ayah Palestina itu mengatakan kepada CNN bahwa dia kesulitan mendapatkan bantuan. Sebaliknya, dia dan keluarganya tidak punya pilihan selain meminum air yang terkontaminasi dan hanya makan satu kali sehari.

“Saya tidak ingin berbicara tentang makanan karena tidak ada makanan,” katanya melalui pesan tertulis pada tanggal 5 Juni. “Kami selamat dari kematian akibat roket dan penembakan; akankah kita mati kelaparan?
Setelah delapan bulan pemboman Israel di Gaza – menyusul serangan tanggal 7 Oktober yang dipimpin oleh kelompok militan Hamas yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 250 orang di Israel selatan – kelompok hak asasi manusia menggambarkan kondisi kehidupan yang “tak terkatakan” bagi warga Palestina di wilayah tersebut. Dengan lebih dari 75% populasi mengungsi, menurut badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA). Kampanye militer Israel telah menghancurkan lingkungan sekitar, merusak infrastruktur kesehatan dan menghabiskan persediaan makanan, air dan bahan bakar.
Serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 36.654 warga Palestina dan melukai 83.309 orang lainnya. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza. CNN tidak dapat mengkonfirmasi angka-angka ini secara independen.

Setelah delapan bulan perang, inilah gambaran krisis kemanusiaan di Gaza

Setelah delapan bulan perang, inilah gambaran krisis kemanusiaan di Gaza

Meskipun para pejabat Israel bersikeras bahwa tidak ada batasan jumlah bantuan yang dapat masuk ke Gaza. PBB menuduh pihak berwenang menerapkan “pembatasan yang melanggar hukum” terhadap operasi bantuan seperti pemblokiran jalur darat, pemadaman komunikasi, dan serangan udara. Staf lokal mengatakan kepada CNN bahwa mereka terpaksa menolak warga yang membutuhkan di titik distribusi karena bantuan yang diberikan tidak mencukupi.

Berikut adalah rincian bagaimana krisis bantuan semakin mendalam di wilayah tersebut setelah perang selama 245 hari.

Penutupan penyeberangan hampir menghentikan semua bantuan
Pembatasan Israel terhadap jalur darat ke Gaza berarti bantuan hampir tidak mengalir ke jalur tersebut. Namun krisis ini menjadi lebih mengerikan pada awal bulan lalu, setelah pasukan Israel melancarkan serangan di kota Rafah di selatan dan menguasai wilayah Palestina yang melintasi wilayah Mesir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *